KABARJAWA – Pekan Paralimpik Daerah (PAPERDA) IV DIY 2025 memasuki babak sengit. Sorak-sorai dukungan menggelegar di berbagai arena, dan di tengah atmosfer penuh semangat itu, sosok karismatik KGPAA Paku Alam X hadir langsung.
Sri Paduka, yang menjabat sebagai Wakil Gubernur DIY sekaligus Ketua Umum KONI DIY, menapakkan langkahnya ke sejumlah venue pertandingan di Kabupaten Gunungkidul.
Kehadiran Sri Paduka bukan sekadar kunjungan seremonial. Beliau berdiri tegak di antara para atlet difabel yang tengah berjuang dengan segala daya, memberikan sorakan penyemangat, sekaligus pesan sederhana namun penuh makna.
“Tetap semangat dan jaga kesehatan.” Kalimat singkat itu meluncur lembut, namun mampu membakar tekad para atlet yang berlaga.
Menyaksikan Pertarungan Para Bulu Tangkis Difabel
Kunjungan Sri Paduka diawali di Gedung Kesenian Gunungkidul, tempat berlangsungnya cabang olahraga para bulu tangkis. Suasana menegangkan, raungan raket berpacu dengan detak jantung penonton. Sri Paduka tak sekadar menonton, beliau juga menyerahkan penghargaan secara langsung kepada para pemenang.
Sejarah kecil tercipta ketika pasangan Kabupaten Sleman, Supriyadi dan Witadi, merebut emas di kategori Ganda Putra Poin 8 (SL3 – SU5).
Lawan tangguh dari Bantul, Nur Rohman dan Suwardi, harus puas di posisi kedua dengan medali perak. Sementara perunggu menjadi milik regu Kulon Progo, Hasan Mudhofar, Purni Awan, Lamdiong, dan Musyafa Aziz.
Di sektor Tunggal Putri SL4, Kabupaten Sleman kembali mendominasi. Yati Indira meraih emas, disusul rekan senegaranya, Erna Mujiwati, di posisi kedua. Kabupaten Gunungkidul melalui Sugiyem berhasil menahan langkah lawan dan mengamankan medali perunggu.
Pertandingan semakin bergelora di Tunggal Putra SU5. Nama Arya Sadewa dari Sleman kembali harum sebagai peraih emas. Sementara Musyafa Aziz dan Hasan Mudhofar dari Kulon Progo harus puas di posisi kedua dan ketiga, ditemani atlet tangguh Gunungkidul, Maryono.
Kategori Tunggal Putra SL4 juga mencatat nama baru: Nur Rohman dari Bantul menyabet emas. Tak kalah heroik, Witadi dari Sleman sukses mengunci medali emas di kelas Tunggal Putra SL3.
Sri Paduka Mencoba Tenis Meja Showdown
Selepas bulu tangkis, Sri Paduka melanjutkan perjalanan ke Taman Budaya Gunungkidul. Di sana, cabang olahraga para tenis meja tuna netra menyita perhatian. Suara bola khusus berdenting ritmis di atas meja, menguji ketajaman pendengaran sekaligus konsentrasi para atlet.
Sri Paduka bukan hanya menjadi penonton pasif. Dengan senyum penuh rasa ingin tahu, beliau mencoba olahraga showdown, varian tenis meja untuk tuna netra.
Sorak dukungan bergema, memperlihatkan kedekatan pemimpin dengan para atlet yang sedang berjuang membuktikan diri.
Menyapa Para Atlet Catur dan Boccia
Langkah Sri Paduka belum berhenti. Dari Taman Budaya, beliau beranjak menuju GOR Plembutan. Di sana, dua cabang olahraga berlangsung bersamaan: para catur dan boccia.
Suasana hening menyelimuti meja catur, kontras dengan riuh rendah lapangan boccia. Sri Paduka bergeser dari satu titik ke titik lain, menyapa para atlet, mengamati strategi mereka, sekaligus memberikan dorongan moral.
Kehadiran beliau seolah menegaskan bahwa para atlet difabel bukan sekadar peserta lomba, melainkan pejuang olahraga sejati yang patut dihormati.
Semangat Inklusifitas dari Gunungkidul
Kunjungan Sri Paduka KGPAA Paku Alam X di ajang PAPERDA IV DIY 2025 menjadi simbol kuat. Beliau tidak hanya hadir sebagai pejabat, tetapi juga sebagai penggerak semangat.
Di Gunungkidul, pesan inklusifitas olahraga terdengar nyaring: setiap atlet, tanpa memandang keterbatasan fisik, berhak atas panggung perjuangan.
Gelora PAPERDA bukan hanya tentang medali, melainkan tentang keberanian menantang batas.
Kehadiran Sri Paduka mempertebal keyakinan itu, menjadikan PAPERDA IV DIY 2025 bukan sekadar perhelatan olahraga, melainkan pesta semangat dan penghormatan terhadap kemanusiaan.
Game Center
Game News
Review Film
Rumus Matematika
Anime Batch
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
review anime