Falsafah Jawa tentang Kerendahan Hati yang Tetap Relevan di Era Modern


Ilustrasi Ojo Dumeh: Falsafah Jawa tentang Kerendahan Hati yang Tetap Relevan di Era Modern/

KABAR JAWA – Pepatah Jawa “Ojo Dumeh” berarti jangan mentang-mentang. Falsafah ini mengajarkan kerendahan hati, introspeksi, dan penghormatan kepada sesama.

 

Hingga kini, pesan moral Ojo Dumeh tetap relevan untuk menjaga harmoni sosial, mengelola kekuasaan, dan membangun sikap bijaksana di tengah tantangan zaman modern.

Menyelami Makna Ojo Dumeh

Dalam khazanah budaya Jawa, terdapat banyak pepatah yang diwariskan turun-temurun sebagai pedoman hidup.

Salah satunya adalah “Ojo Dumeh”, yang secara harfiah dapat diterjemahkan sebagai jangan mentang-mentang.

Pepatah sederhana ini memuat pesan yang mendalam: jangan merasa lebih tinggi atau berhak berlaku sewenang-wenang hanya karena memiliki kelebihan tertentu.

Ojo Dumeh adalah falsafah hidup yang mengingatkan manusia untuk senantiasa rendah hati, mawas diri, serta menghormati orang lain apa pun kondisi yang dimiliki.

Pesan moral ini tidak lekang dimakan waktu, bahkan semakin penting di tengah perubahan sosial dan perkembangan teknologi yang cepat.

Intisari Ajaran Ojo Dumeh

1. Jangan Berlebihan dalam Merasa Unggul

Pepatah ini menegur agar manusia tidak bersikap sombong hanya karena memiliki kekayaan, kedudukan, kecantikan, kepintaran, atau status sosial yang lebih tinggi.

Semua kelebihan tersebut hanyalah titipan yang sewaktu-waktu bisa berubah. Merasa terlalu superior justru dapat menjatuhkan martabat diri sendiri di hadapan orang lain.

2. Pentingnya Mawas Diri dan Introspeksi

Ojo Dumeh menuntun manusia untuk selalu mengingat bahwa kehidupan bersifat dinamis. Dalam falsafah Jawa dikenal istilah cakramanggilingan atau roda kehidupan yang terus berputar.

Artinya, seseorang yang hari ini berada di atas tidak menutup kemungkinan suatu saat berada di bawah. Kesadaran ini melatih manusia untuk rendah hati, tidak mudah meremehkan orang lain, dan selalu melakukan introspeksi diri.

3. Menghargai Sesama

Setiap orang memiliki kelebihan sekaligus kekurangan. Maka dari itu, menghormati orang lain merupakan salah satu kunci kehidupan harmonis. Ojo Dumeh menekankan pentingnya sikap saling menghargai agar hubungan antarmanusia tetap terjaga dengan baik, bebas dari rasa iri hati maupun kesombongan.

Ojo Dumeh di Era Modern

Walaupun lahir dari budaya Jawa yang tradisional, ajaran Ojo Dumeh justru terasa semakin aktual di era modern yang penuh dengan tantangan baru.

  1. Menjaga Kestabilan Sosial
    Sikap mentang-mentang karena kekayaan, popularitas, atau jabatan sering kali menjadi pemicu kesenjangan sosial. Jika prinsip Ojo Dumeh diamalkan, setiap individu akan lebih berhati-hati dalam bersikap sehingga stabilitas sosial dapat terjaga.
  2. Mendorong Keharmonisan
    Dalam masyarakat yang majemuk, kesadaran untuk tidak merendahkan orang lain sangatlah penting. Ojo Dumeh dapat menjadi jembatan untuk menumbuhkan empati, toleransi, dan saling menghormati.
  3. Mengelola Kekuasaan dan Kekayaan
    Kekuasaan dan harta yang berlimpah tidak boleh menjadi alasan untuk bertindak semena-mena. Falsafah ini mengingatkan bahwa keduanya seharusnya digunakan untuk kebaikan bersama, bukan untuk menindas yang lemah.
  4. Menghadapi Perubahan Zaman
    Di tengah derasnya arus globalisasi dan kemajuan teknologi, manusia dituntut untuk tetap waspada, rendah hati, serta tidak mudah terbawa arus kesombongan. Ojo Dumeh bisa menjadi kompas moral agar tetap berpijak pada nilai kemanusiaan dan kebijaksanaan.

Ojo Dumeh sebagai Pedoman Kehidupan Sehari-hari

Jika direnungkan lebih dalam, Ojo Dumeh bukan hanya sekadar pepatah, melainkan prinsip hidup yang bisa diterapkan di berbagai aspek kehidupan. Dalam keluarga, falsafah ini menumbuhkan rasa hormat antargenerasi. Dalam dunia kerja, ajaran ini mencegah munculnya arogansi di antara rekan sejawat. Dalam kehidupan bermasyarakat, Ojo Dumeh menjaga keharmonisan dan mengurangi potensi konflik.

Lebih dari itu, falsafah ini juga selaras dengan nilai-nilai universal dalam banyak ajaran agama: mengajarkan kesederhanaan, menahan diri dari kesombongan, serta menumbuhkan sikap rendah hati sebagai bentuk kemuliaan sejati.

Pepatah Jawa “Ojo Dumeh” adalah pesan bijak yang mengingatkan manusia agar tidak berlaku sombong, meremehkan orang lain, atau bertindak semena-mena hanya karena kelebihan yang dimiliki.

Falsafah ini menekankan pentingnya mawas diri, introspeksi, dan menghargai sesama.

Di era modern yang penuh dengan tantangan sosial dan kemajuan teknologi, ajaran Ojo Dumeh tetap relevan sebagai pegangan hidup.

Dengan mengamalkannya, kita dapat membangun pribadi yang rendah hati, menjaga keharmonisan dalam masyarakat, serta menggunakan kekuasaan maupun kekayaan secara bijaksana.

***



Game Center

Game News

Review Film
Rumus Matematika
Anime Batch
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
review anime

Gaming Center