Buku Jokowi’s White Paper yang Disusun Roy Suryo Cs, Begini Isinya


Launching Buku Jokowi’s White Paper/Foto: Istimewa

KABARJAWA- Universitas Gadjah Mada (UGM) menolak memberikan izin penggunaan University Club (UC) Hotel untuk sebuah acara yang diprakarsai oleh Roy Suryo bersama Rismon Sianipar dan dr. Tiffauzia Tiyassuma (dr. Tifa).

Acara bertajuk Kado Tercantik 80 Tahun Indonesia Merdeka itu sebenarnya menempatkan agenda soft launching buku berjudul Jokowi’s White Paper.

Meski terbentur persoalan izin tempat, isi buku setebal hampir 700 halaman tersebut tetap menjadi sorotan publik.

Buku Jokowi’s White Paper

Roy Suryo menjelaskan bahwa buku itu memuat dokumentasi perjalanan panjang mereka meneliti dugaan keaslian ijazah Presiden Joko Widodo. Ia mengaku memulai riset sejak isu ini mencuat pada 2013.

“Jadi isinya itu dokumentasi apa yang kami lakukan sejauh ini. Mulai dari saat isu pertama kali keluar, hingga riset-riset lanjutan,” kata Roy Suryo di UC UGM, Senin (18/8/2025).

Dia menuturkan, awal mula diskusi tentang ijazah Jokowi muncul pada sebuah seminar di Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia (UII).

Seminar itu dihadiri Prof. Mahfud MD, almarhum Buya Syafii Maarif, serta Jokowi sendiri. Dari situ, Roy mengaku mulai tertarik meneliti lebih dalam.

“Saya memegang langsung skripsi itu dan menelitinya. Dari sana kami menuliskan banyak hal, termasuk kajian soal Declaration of Human Rights, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28, hingga Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik 2018,” tegasnya.

Analisis Digital Forensik

Dalam buku tersebut, Rismon Sianipar menampilkan hasil analisis digital forensik atas dokumen ijazah Jokowi. Ia membandingkan ijazah itu dengan milik beberapa alumni UGM lain, seperti Hari Mulyono, Pronojiwo, dan Srimurtiningsih.

“Ada unsur overlapping detection. Terlihat reposisi yang buruk pada watermark logo UGM hingga tanda tangan pengesahannya,” ujar Roy menjelaskan isi analisis rekannya.

Buku itu juga memuat perbandingan teknis menggunakan metode RGB (Red, Green, Blue) dan CMYK (Cyan, Magenta, Yellow, Black). Menurut Roy, bagian ini sangat detail dan mendalami aspek visual ijazah hingga ke tingkat pixel.

Selain analisis forensik, dr. Tifa menambahkan kajian berbasis Behavioral Neuroscience. Kajian itu mencoba menghubungkan pola perilaku dengan pola politik.

“Kami susun dengan bahasa teknis tetapi tetap populer. Jadi sifatnya popular science,” kata Roy.

Roy Suryo menegaskan kesimpulan utama buku itu: skripsi Jokowi dianggap 99,9 persen palsu sehingga tidak mungkin menghasilkan ijazah asli.

“Itu saja yang paling penting,” tegas mantan Menpora RI tersebut.

Roy menjelaskan alasan mereka menamai buku ini Jokowi’s White Paper. Judul itu merupakan kesepakatan bersama di antara para penyusun.

“Kami sepakat memakai judul itu karena ingin membersihkan nama kampus tercinta. Kami bertiga lulusan UGM, dari S1 sampai S2. Jangan sampai almamater ini dikotori,” ungkapnya.

Roy menyebut buku itu akan segera beredar luas dalam dua versi, yakni cetakan eksklusif dan edisi reguler dengan harga lebih terjangkau. Selain itu, versi digital juga akan tersedia.

“Akhir bulan Agustus ini buku akan terbit, termasuk e-book yang bisa diunduh,” katanya.

Cetakan pertama mencapai lima ribu eksemplar. Dengan bantuan Forum Diaspora Indonesia (FDI), buku itu akan didistribusikan ke 25 negara. Bahkan, edisi internasional dalam bahasa Inggris juga sedang disiapkan.

Rekam Jejak Isu Sejak 2013

Dalam buku ini, Roy juga menguraikan momen-momen yang melatarbelakangi polemik ijazah Jokowi.

Salah satunya dialog publik pada 2013 yang dipandu Rosiana Silalahi, menghadirkan Mahfud MD, Buya Syafii Maarif, dan Jokowi. Dalam dialog itu, Jokowi menyebut nilai IPK-nya hanya 2, yang kemudian menimbulkan kritik.

Roy menulis bahwa mereka yang kritis, seperti Bambang Tri Mulyono dan Sugi Nur Rahardja, justru dikriminalisasi. “Semua itu kami catat dalam buku,” katanya.

Roy memastikan grand launching Jokowi’s White Paper akan berlangsung pada 27 Agustus 2025. Acara itu menandai rilis resmi buku dalam skala nasional maupun internasional.

“Kami berharap buku ini menjadi referensi menarik dan membuka ruang diskusi akademis,” tutup Roy. (ef linangkung)



Game Center

Game News

Review Film
Rumus Matematika
Anime Batch
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
Berita Terkini
review anime

Gaming Center